Jumat, 15
Mei 2020
Mudafiatun
Isriyah
QS Al-Ahzaab: 33
وَقَرۡنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجۡنَ تَبَرُّجَ ٱلۡجَٰهِلِيَّةِ
ٱلۡأُولَىٰۖ وَأَقِمۡنَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتِينَ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَطِعۡنَ ٱللَّهَ
وَرَسُولَهُۥٓۚ إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيُذۡهِبَ عَنكُمُ ٱلرِّجۡسَ أَهۡلَ
ٱلۡبَيۡتِ وَيُطَهِّرَكُمۡ تَطۡهِيرٗا
dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan
bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah
shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah
bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan
kamu sebersih-bersihnya. Ahzaab 33
وَقَرۡنَ
فِي بُيُوتِكُنَّ memenggal ayat dari QS Al-Ahzab: 33 dan hendaklah kamu
tetap di rumahmu.
Menetaplah di rumah-rumah kalian dan janganlah
kalian keluar darinya kecuali karena ada keperluan, dan janganlah kalian
tampakkan keindahan kalian sebagaimana yang menjadi kebiasaan para wanita
sebelum datangnya Islam, yang menampakkannya untuk menggoda kaum lelaki.
Dirikanlah salat dengan sempurna dan tunaikan zakat harta kalian serta taatilah
Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah berkehendak untuk menghilangkan kotoran
dan dosa dari diri kalian wahai para istri Nabi dan Ahli baitnya, dan Allah
berkehendak untuk membersihkan jiwa kalian dengan cara menghiasinya dengan
berbagai akhlak yang utama dan membersihkannya dari kotoran-kotoran jiwa dengan
sebersih-bersihnya, tidak tersisa setelah itu satu kotoran pun.
Ahlul-Bait (bahasa Arab: أهل البيت) adalah
istilah yang berarti "Orang Rumah" atau keluarga. Dalam tradisi Islam
istilah itu mengarah kepada keluarga Muhammad.
Terjadi perbedaan dalam penafsiran baik Muslim Syi'ah maupun Sunni. Syi'ah berpendapat
bahwa Ahlul Bait mencakup lima orang yaitu Ali, Fatimah, Hasan dan Husain sebagai
anggota Ahlul Bait (di samping Muhammad).
Sementara Sunni berpendapat
bahwa Ahlul Bait adalah keluarga Muhammad dalam
arti luas, meliputi istri-istri dan cucu-cucunya, hingga kadang-kadang ada yang
memasukkan mertua-mertua dan menantu-menantunya.
Untuk memahami makna tersebut kita perlu membedah
akar dari permasalahan yaitu terletak pada doktrin normatif yang melekat dalam
memahami teks al-Qur’an. Masyarakat seyogyanya mau dan mampu membaca teks-teks
al-Qur’an secara sophisticated dan filosofis tentang
makna di rumah. Misalnya kiprah sosial perempuan diluar urusan domestik rumah
tangga dalam konteks: perempuan tetap tinggal dirumah atau boleh bekerja diluar
rumah? Termaktub dalam Qs. Al-Ahzaab: 33. Terkait tentang ayat ini banyak
mufasirin yang berbeda pendapat dalam menafsirkan ayat tersebut sehingga sering
terjadi interpretasi yang kontradiktif terhadap ajaran islam. Oleh karena itu
diperlukan metodologi yang tepat dalam menafsirkan ayat tersebut.
Dalam artikel ini penulis menggunakan metodologi
hermeunetika, karena metodologi ini merupakan metode yang sangat sophisticated dan filosofis.
Tidak hanya mengkaji teks secara tekstual dan kontekstual, namun bermuara pada
ketiga elemen, yaitu:
- Horison
teks,
- Horison
pengarang dan
- Horison audience.
Sehingga teks yang kita pahami dapat berbicara sesuai dengan konteks kekinian atau ketika teks tersebut diinterpretasikan. Dengan demikian ketika kita menerapkan metode hermeunetika secara tepat terhadap Qs. Al-Ahzab: 33 maka akan diperoleh penafsiran yang diharapkan dan tidak berkontradiksi dengan pesan moral alqur’an. Sehingga dengan hasil penafsiran yang tepat, kita dapat menjawab fenomena yang terkait dengan polemik tentang hak-hak perempuan dalam bidang sosial dalam konteks apakah perempuan boleh keluar rumah untuk bekerja atau berperan aktif dalam bidang kehidupan sosial di masyarakat. Terkait persoalan Pandemi Covid19 ini bahwa perempuan-perempuan diharapkan tetap dirumah dan memanfaatkan waktu sedemikian rupa melalui kegiatan jarak jauh sehingga aktivitas perempuan tetap terjaga dan perempuan tetap menggunakan haknya bisa membersihkan sebersih-bersihnya dari segala kotoran (umum).
aspek-aspek Ulumul Qur’an di atas maka dengan
didasarkan pada ahli-ahli hermeunetika di Barat sudah mencapai pada tataran filosofis,
maka kontribusi hermeunetika menjadi penting karena:
- Hermeunetika
akan memperkuat posisi Ulumul Qur’an di masa yang akan datang.
- Akan
membuat definisi tafsir lebih shopisticated dan filosofis.
Dalam hal ini dapat dicontohkan melalui perbedaan antara pemberian
definisi penafsiran istilah tafsir antara teori yang dikemukakan oleh
Gracia dan penafsiran istilah tafsir yang dikemukakan di dalam teori
Ulumul Qur’an. Kata tafsir dalam konteks al-Qur’an didefinisikan sebagai
upaya “memahami kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi-Nya, Muhammad Saw,
menjelaskan makna-maknaya dan mengeluarkan hukum-hukumnya serta hikmahnya
Menerima hikmah dari diam dirumah yang
dikemukakan oleh al-Zarkasyi ini diketahui tiga aktifitas penting dalam
menafsirkan,
- Memahami,
- Menjelasan,
- Mengeluarkan.
Ketiga aktifitas tersebut sudah dijelaskan namun
kurang sophisticated dan filosofis.
Sedangkan Gracia terkait tiga aktifitas di atas menjelaskan bahwa:
- Istilah fahm (understanding) didefinisikan “pemahaman”,
meskipun demikian, tidaklah sama dengan “makna” (meaning). Pemahaman
adalah suatu aktifitas mental dimana seseorang menangkap sesuatu, yang
dalam kasus teks sesuatu tersebut adalah makna teks itu”.
- Istilah bayan (to explain) dimaknai sebagai “menyampaikan
kepada publik pesan-pesan yang terdapat di dalam teks dalam bentuk lisan
maupun tulisan dengan cara memberikan keterangan-keterangan dan
analisa-analisa tertentu”.
Hermeneutika
dapat memperkuat etika dalam penafsiran. Di kalangan umat islam telah muncul
kelompok fundamentalis yang memandang bahwa penafsiran merekalah yang paling
benar (truth claim). Pandangan fundamentalis di atas jelas telah keluar
dari etika penafsiran. Etika penafsiran yang benar adalah sebaliknya, kita
tidak boleh mengklaim kebenaran pada diri kita, karena dalam penafsiran
terdapat banyak hal yang menghalangi penafsir untuk sampai kepada
kebenaran eksegetik tunggal. Dengan adanya teori pluralitas penafsiran,
keberagaman fungsi penafsiran dan truth value serta sisi
obyektivitas dan subjektifitas penafsiran yang dikemukakan oleh Gracia kiranya
dapat memperkuat etika dalam penafsiran teks al-Qur’an yang telah dipraktikkan
oleh para ulama tersebut.
#Artikel singkat polemik fenomena dirumah saja
#mencoba melakukan pendekatan hermenutika
#bisa membersihkan sebersih-bersihnya
#Doa penuh harap agar diridhoi artikel subbit di
Elementary Education Online disegerakan publish
#aamiinn
dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. Ahzaab 33
BalasHapusAlhamdulillah ikutmengkaji al quran bersama Bunda hebat
BalasHapusBismilllah
BalasHapusPenafsiran yg disesuaikan dengan kehidupan saat ini
BalasHapusBener pak
HapusPenafsiran yg disesuaikan dengan kehidupan saat ini
BalasHapus