Jumat, 3 April 2020
Tema: Momen spesial kala mengajar
Nara Sumber: Munif Chatib penulis
Keterlibatan lembaga pendidikan di luar keluarga memiliki dampak tersendiri dalam proses tumbuh kembang anggota muda keluarga. Selain itu, keselarasan pendidikan yang dilaksanakan di lembaga PAUD dan di rumah diakui oleh para ahli pendidikan sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan pendidikan anak secara menyeluruh (Direktorat Pembinaan Anak Usia Dini: 2012). Hanya saja, kegiatan pembelajaran yang dijalankan oleh lembaga pendidikan seringkali tidak sejalan dengan apa yang telah diterima oleh anak di lingkungan rumah. Orang tua juga kadang tidak bisa sepenuhnya terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran yang diikuti oleh anak di luar rumah (materi Parenting Education Munif Chatip).
Salah satu pemikir dan penggerak pendidikan anak di rumah dan sekolah adalah Munif Chatib. Melalui trilogi bukunya yang berjudul Sekolahnya Manusia (2009), Gurunya Manusia (2011), dan Orangtuanya Manusia (2012), Chatib menyadarkan akan pentingnya paradigma baru dalam pendidikan, anak baik di rumah maupun di sekolah. Melalui cara berfikir bahwa setiap anak itu cerdas, setiap anak berpotensi, setiap anak adalah bintang, dan tidak ada ‘produk’ yang gagal, Ia menyadarkan para orang tua untuk dapat memberikan stimulus dan lingkungan yang tepat sesuai bakat dan minat anak (materi Parenting Education Munif Chatip).
Pemikiran Chatib tersebut relevan dengan kebutuhan anak. Menurut Bronfenbrenner dan Morris (Brooks: 2011), anak memiliki kebutuhan psikologis dasar untuk: (1) Sebuah hubungan berkelanjutan dengan paling sedikit satu orang dewasa yang amat sangat mencintainya dan berkomitmen seumur hidup untuk memberikan perhatian; (2) satu orang dewasa sekunder yang ikut terikat secara emosional dan memberikan perhatian serta dukungan emosional dan dorongan bagi orang dewasa (pengasuh) lainnya; dan (3) interaksi yang stabil dan konsisten dengan pengasuh dan objek-objek di lingkungan yang membuat anak dapat mengembangkan perilaku yang lebih kompleks dan mendapatkan pengetahuan yang lebih besar tentang dunia.
Menurut Chatib, orang tua harus mengetahui dan mempelajari karakter anak. Caranya adalah dengan memberikan waktu yang cukup untuk berinteraksi dan bercengkerama dengan anak. Mendasarkan pada apa yang dilakukan Rasulullah SAW, Chatib menyatakan beberapa alasan mengapa orang tua seharusnya suka bercengkerama dengan anak-anak, yaitu: (1) anak kecil suka menangis, (2) anak kecil suka main tanah, (3) anak kecil tidak punya rasa dendam, (4) anak kecil tidak pernah menyimpan sesuatu untuk esok hari, dan (5) anak kecil cepat membuat dan cepat merusak. Dengan memperbanyak waktu bercengkerama dengan anak-anak, Chatib mengidentifikasi empat keuntungan yang akan diperoleh oleh orang tua, yaitu: (1) mengetahui bakat terpendam dalam diri anak, (2) kepercayaan anak terhadap orang tua akan tumbuh subur, (3) kesiapan anak dalam menghadapi masa ketaatan, dan (4) ketenangan psikologis anak selama masa berikutnya.
Pembelajaran jarak jauh sangat membutuhkan media. Melalui media dibutuhkan komunikasi. Dalam komunikasi dibutuhkan interaksi. Cara berinteraksi dalam pembelajaran ini dengan memanfaatkan pola asuh yang sudah di bangun bersama antara guru dan orang tua. Disaat terjadi interaksi ambillah momen-momen yang penting saja, catat dengan kalimat pendek dan tidak semua kalimat akan digunakan sebagai poin penting. Ambillah catatan yang dianggap paling berkesan dan menarik, karena momen tersebut akan diingat sepanjang hidupnya (long term memory).
Dalam berkomunikasi cenderung lebih bayak menggunakan bahasa nonverbal untuk berkomunikasi, seperti suara, raut wajah, intonasi, jarak, dsb. Teori yang mendukung komunikasi ini adalah sosial presence (teori kehadiran sosial) seperti yang di ungkapkan oleh Short, Willias, and Christie (1976). Sosial presence theory (teori kehadiran sosial) adalah derajat dimana seseorang menerima orang lain pada kenyataan sesungguhnya yaitu sebagai individu dan seluruh interaksi yang didalamnya terdapat nilai-nilai ikatan hubungan saling timbal balik. Ada hubungan membngun secara konstruktivisme kognitf dan sosial seperti bagai di bawah ini.
Awal teori kehadiran sosial sudah memiliki implikasi langsung bagi para pendidik di lingkungan online, dan menjadi konsep sentral dalam komunikasi online. Kehadiran sosial menjadi kerangka teoritis untuk pendidikan jarak jauh (Akyol & Garrison, 2009; Benbunan-Fich & Harasim, 2005; Vrasidas & Glass, 2002). Jadi konsep kehadiran sosial fokus teorinya tidak terlalu pada penggunaan media tetapi lebih kepada bagaimana orang-orang menyesuaikan media dalam lingkungan pembelajaran online agar bermakna pribadi dan sosial.
Tema: Momen spesial kala mengajar
Nara Sumber: Munif Chatib penulis
buku Gurunya Manusia
Oleh: Mudafiatun Isriyah
Oleh: Mudafiatun Isriyah
Anak adalah masterpiece karya agung dari
Allah sebab Dia tidak pernah membuat produk gagal, hanya kesabaran orangtualah
yang sedang diuji (Munif Chatib, 2018)
Setelah melihat video yang di share di grup menulis gelombang 4 dari Om Jay durasi kira-kira 3 menit, sangat tertarik saya ingin mempraktekkan mengajar bagaimana momen spesial yang dimaksud oleh Pak Munif. Sangat terbarukan dalam benak saya selama ini mengajar tidak pernah terbersit apa yang namaya momen spesial.
Sejak Negeri ini terancam pandemi Covid19 himbauan Bapak presiden untuk melaksanakan social distancing. Para pelaku pendidikan mengantisipasinya semua murid diliburkan. Guru tetap masuk. Seiring dengan wabah ini meluas para medis yang ada di garda terdepan sudah mulai ada yang gugur. Himbauan semakin di perketat, guru yang awalnya masuk sekarang sudah diberlakukan physical distancing. Seluruh elemen masyarakat libur, Work From Home (WFH).
Sejak itulah pembelajaran dilakukan secara daring. Akankah terbersit bagaimana pembelajaran daring AUD? Pesan Mas Menteri Pendidikan Nadiem Makarim, PAUD dilarang memberi PR.
Mengutip karya Bapak Munif narasumber dalam bukunya: 'Orangtuanya Manusia' dengan melihat perkembangan AUD dan mengamati pola asuh orang tua di masyarakat. Permasalahannya tidak sedikit ditemui pola asuh yang tidak memperhatikan fitrah AUD.
Ketika AUD belajar dirumah bagaimana kesiapan orang tua dan persiapan guru PAUD. Akankah mereka dibiarkan bermain sendiri di rumah masing-masing? Lantas bagaimana ketuntasan indikator yang harus di capai dalam mengembangkan semua aspek perkembangannya yang bisa mengarah pengembangan multiple intellegensi nya. Mungkinkah orang tua lari ke guru privat karena anak membutuhkan belajar? Bisa iya bisa tidak jawabnya.
Distance learning atau pembelajaran jarak jauh Anak Usia Dini dilakukan dengan pendekatan pola asuh atau parenting. Orang tua menjadi salah satu faktor luar dalam menentukan keberhasilan pendidikan AUD. Kualitas anak setelah dewasa dapat dipastikan ada pada peran hebat orang tua dibaliknya. Dan keberagaman kualitas anak tergantung pada pola asuh yang diberikan selama proses pendidikan bersama keluarga. Sikap dan pengasuhan orangtua, baik secara langsung maupun tidak langsung, akan mempengaruhi kemampuan pengendalian emosi anak. Pola asuh yang baik dalam keluarga ternyata bisa membuat seorang anak mempunyai kemampuan intelektual dan fisik yang bagus, termasuk perkembangan emosi dan sosialnya. Pola asuh yang baik itu ditunjukkan dengan orangtua yang sangat mencintai, penuh perhatian, dan sangat responsif terhadap anak-anaknya (Megawangi: 2007).
Sejak itulah pembelajaran dilakukan secara daring. Akankah terbersit bagaimana pembelajaran daring AUD? Pesan Mas Menteri Pendidikan Nadiem Makarim, PAUD dilarang memberi PR.
Mengutip karya Bapak Munif narasumber dalam bukunya: 'Orangtuanya Manusia' dengan melihat perkembangan AUD dan mengamati pola asuh orang tua di masyarakat. Permasalahannya tidak sedikit ditemui pola asuh yang tidak memperhatikan fitrah AUD.
Ketika AUD belajar dirumah bagaimana kesiapan orang tua dan persiapan guru PAUD. Akankah mereka dibiarkan bermain sendiri di rumah masing-masing? Lantas bagaimana ketuntasan indikator yang harus di capai dalam mengembangkan semua aspek perkembangannya yang bisa mengarah pengembangan multiple intellegensi nya. Mungkinkah orang tua lari ke guru privat karena anak membutuhkan belajar? Bisa iya bisa tidak jawabnya.
Distance learning atau pembelajaran jarak jauh Anak Usia Dini dilakukan dengan pendekatan pola asuh atau parenting. Orang tua menjadi salah satu faktor luar dalam menentukan keberhasilan pendidikan AUD. Kualitas anak setelah dewasa dapat dipastikan ada pada peran hebat orang tua dibaliknya. Dan keberagaman kualitas anak tergantung pada pola asuh yang diberikan selama proses pendidikan bersama keluarga. Sikap dan pengasuhan orangtua, baik secara langsung maupun tidak langsung, akan mempengaruhi kemampuan pengendalian emosi anak. Pola asuh yang baik dalam keluarga ternyata bisa membuat seorang anak mempunyai kemampuan intelektual dan fisik yang bagus, termasuk perkembangan emosi dan sosialnya. Pola asuh yang baik itu ditunjukkan dengan orangtua yang sangat mencintai, penuh perhatian, dan sangat responsif terhadap anak-anaknya (Megawangi: 2007).
Keterlibatan lembaga pendidikan di luar keluarga memiliki dampak tersendiri dalam proses tumbuh kembang anggota muda keluarga. Selain itu, keselarasan pendidikan yang dilaksanakan di lembaga PAUD dan di rumah diakui oleh para ahli pendidikan sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan pendidikan anak secara menyeluruh (Direktorat Pembinaan Anak Usia Dini: 2012). Hanya saja, kegiatan pembelajaran yang dijalankan oleh lembaga pendidikan seringkali tidak sejalan dengan apa yang telah diterima oleh anak di lingkungan rumah. Orang tua juga kadang tidak bisa sepenuhnya terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran yang diikuti oleh anak di luar rumah (materi Parenting Education Munif Chatip).
Salah satu pemikir dan penggerak pendidikan anak di rumah dan sekolah adalah Munif Chatib. Melalui trilogi bukunya yang berjudul Sekolahnya Manusia (2009), Gurunya Manusia (2011), dan Orangtuanya Manusia (2012), Chatib menyadarkan akan pentingnya paradigma baru dalam pendidikan, anak baik di rumah maupun di sekolah. Melalui cara berfikir bahwa setiap anak itu cerdas, setiap anak berpotensi, setiap anak adalah bintang, dan tidak ada ‘produk’ yang gagal, Ia menyadarkan para orang tua untuk dapat memberikan stimulus dan lingkungan yang tepat sesuai bakat dan minat anak (materi Parenting Education Munif Chatip).
Pemikiran Chatib tersebut relevan dengan kebutuhan anak. Menurut Bronfenbrenner dan Morris (Brooks: 2011), anak memiliki kebutuhan psikologis dasar untuk: (1) Sebuah hubungan berkelanjutan dengan paling sedikit satu orang dewasa yang amat sangat mencintainya dan berkomitmen seumur hidup untuk memberikan perhatian; (2) satu orang dewasa sekunder yang ikut terikat secara emosional dan memberikan perhatian serta dukungan emosional dan dorongan bagi orang dewasa (pengasuh) lainnya; dan (3) interaksi yang stabil dan konsisten dengan pengasuh dan objek-objek di lingkungan yang membuat anak dapat mengembangkan perilaku yang lebih kompleks dan mendapatkan pengetahuan yang lebih besar tentang dunia.
Menurut Chatib, orang tua harus mengetahui dan mempelajari karakter anak. Caranya adalah dengan memberikan waktu yang cukup untuk berinteraksi dan bercengkerama dengan anak. Mendasarkan pada apa yang dilakukan Rasulullah SAW, Chatib menyatakan beberapa alasan mengapa orang tua seharusnya suka bercengkerama dengan anak-anak, yaitu: (1) anak kecil suka menangis, (2) anak kecil suka main tanah, (3) anak kecil tidak punya rasa dendam, (4) anak kecil tidak pernah menyimpan sesuatu untuk esok hari, dan (5) anak kecil cepat membuat dan cepat merusak. Dengan memperbanyak waktu bercengkerama dengan anak-anak, Chatib mengidentifikasi empat keuntungan yang akan diperoleh oleh orang tua, yaitu: (1) mengetahui bakat terpendam dalam diri anak, (2) kepercayaan anak terhadap orang tua akan tumbuh subur, (3) kesiapan anak dalam menghadapi masa ketaatan, dan (4) ketenangan psikologis anak selama masa berikutnya.
Pembelajaran jarak jauh sangat membutuhkan media. Melalui media dibutuhkan komunikasi. Dalam komunikasi dibutuhkan interaksi. Cara berinteraksi dalam pembelajaran ini dengan memanfaatkan pola asuh yang sudah di bangun bersama antara guru dan orang tua. Disaat terjadi interaksi ambillah momen-momen yang penting saja, catat dengan kalimat pendek dan tidak semua kalimat akan digunakan sebagai poin penting. Ambillah catatan yang dianggap paling berkesan dan menarik, karena momen tersebut akan diingat sepanjang hidupnya (long term memory).
Dalam berkomunikasi cenderung lebih bayak menggunakan bahasa nonverbal untuk berkomunikasi, seperti suara, raut wajah, intonasi, jarak, dsb. Teori yang mendukung komunikasi ini adalah sosial presence (teori kehadiran sosial) seperti yang di ungkapkan oleh Short, Willias, and Christie (1976). Sosial presence theory (teori kehadiran sosial) adalah derajat dimana seseorang menerima orang lain pada kenyataan sesungguhnya yaitu sebagai individu dan seluruh interaksi yang didalamnya terdapat nilai-nilai ikatan hubungan saling timbal balik. Ada hubungan membngun secara konstruktivisme kognitf dan sosial seperti bagai di bawah ini.
Awal teori kehadiran sosial sudah memiliki implikasi langsung bagi para pendidik di lingkungan online, dan menjadi konsep sentral dalam komunikasi online. Kehadiran sosial menjadi kerangka teoritis untuk pendidikan jarak jauh (Akyol & Garrison, 2009; Benbunan-Fich & Harasim, 2005; Vrasidas & Glass, 2002). Jadi konsep kehadiran sosial fokus teorinya tidak terlalu pada penggunaan media tetapi lebih kepada bagaimana orang-orang menyesuaikan media dalam lingkungan pembelajaran online agar bermakna pribadi dan sosial.
Jadi pembelajaran daring bagi AUD bisa dilakukan dengan
pemanfaatan kehadiran sosial (social presence) melalui pola asuh orang
yang sudah dibangun dengan beberapa tahap: 1) Tahap bergabung bersama (join
together), 2) Tahap memotivasi (Motivating), 3) Tahap Membangun Komitmen untuk
Melaksanakan (Building Commitments to Implement), 4) Tahap mengamati dan mengevaluasi (observing and evaluating).
Melalui
tahapan tersebut ada peningkatan diskusi dalam komunikasi online serta menghasilkan aspek praktik dari model
tersebut untuk memodifikasi kehadiran sosial sebagai bentuk sikap dan perilaku
yang dipelajari melalui interaksi sosial dan pembiasaan secara pandangan
konstruktivisme sosial dengan prosedur kehadiran sosial.
Kesimpulan
Distance learning AUD bisa dilakukan jika proses interaksi komunikasi antara pola asuh orang tetap terjaga. Interaksi komunikasi dilakukan dengan memanfaatkan pola asuh orang tua yang sudah di jalin bersama guru. Ada kesepakatan antara orang tua dan guru yang harus dilakukan sebagai kegiatan komunikasi. Momen spesial ada ketika ada interaksi.
#distance learning AUD
#ada social presence
#Mudafiatun Isriyah
kadang sulit untuk menjaga interaksi komunikasi antar orang tua dan guru
BalasHapusketen banget tulusannya.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSaya belum baca bunda kok memfhapus, monggo kirim ulang
HapusKEREN BU..Sukses Selalu
BalasHapusSaya senang tiap baca artikel di blog ini. Selalu ada pengembangan dgn teori yg relevan.
BalasHapusBerusaha mencari literatur pas relevan unt pengembangan ilmu, terima kasih IbubTeree
Hapusbagus bingit, saya mash otw
BalasHapusYesss selalu terus semangatttt jgn kendur smpibotak panas hhhhhh WFH yg sangat menyenangkan sll ada ide menulis
HapusKeren sekali bunda.. sukaa
BalasHapusSayang ya, pada masa emas anak-anak PAU harus diliburkan, bahkan ada anak tetangga saya sampai nangis-nangis ingin berangkat sekolah, rupanya beliau bosan dirumah saja.
BalasHapuskeren
BalasHapus