Kehidupan dalam rahim memiliki tiga tahapan yaitu, Pre-Embrionik, dua setengah minggu pertama; embrionik, sampai akhir minggu edelapan ; dan Fetus atau janin, dari minggu kedelapan sampai kelahiran. Fase-fase ini mengacu pada tahap-tahap yang berbeda dari perkembangan bayi. Ringkasnya, ciri-ciri utama tahap perkembangan tersebut adalah sebagai berikut:
- Tahap pertama, Pre-embrionik. Zigot tumbuh membesar melalui pembelahan sel kemudian menjadi segumpalan sel yang membenamkan diri pada dinding rahim. Seiring pertumbuhan zigot yang semakin besar, sel-sel penyusunnya mengatur diri mereka sendiri untuk membentuk tiga lapisan.
- Tahap kedua, tahap Embrionik. Tahap ini berlangsung lima setengah minggu. Bayi pada tahap ini disebut "embrio". Pada tahap ini organ dan sistim tubuh bayi mulai terbentuk dari lapisan-lapisan sel tersebut.
- Tahap ketiga, tahap Fetus. Tahap ini dimulai sejak kehamilan bulan 8 hingga kelahiran. Pada tahap ini bayi telah menyerupai manusia dengan wajah, kedua tangan dan kakinya. Meskipun pada awalnya memiliki panjang hanya 3 cm, kesemua organnya sudah jelas. Tahap ini berlangsung selama kurang lebih 30 minggu, dan perkembangan berlanjut hingga mingu kelahiran.
Dalam ayat lainnya, Allah SWT juga menjelaskan tentang proses penciptaan
manusia secara runtut. Misalnya dalam QS. Al-Mu’minun : 12-14 :
(12) Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah. (13)Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). (14) Kemudian air mani itu kami
jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging,
dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu
kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk)
lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.”
Ada beberapa fase tentang penciptaan manusia sebagaimana ayat di atas.
Beberapa diantaranya seperti, pertama, ‘Sulalah min thin’ (saripati
tanah).
Saripati tanah yang dimaksud adalah suatu zat yang berasal dari bahan
makanan (baik tumbuhan maupun hewan) yang bersumber dari tanah, yang kemudian
dicerna menjadi darah, kemudian diproses hingga akhirnya menjadi sperma.
- Fase ini disebut juga sebagai fase ‘turab’ (tanah). Sebagaimana terdapat dalam Quran Surat Al-Hajj : 5“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya Dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. dan kamu Lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah”.
- Kedua, ‘Nuthfah’ (air mani). Makna asal kata ‘nuthfah’ dalam bahasa Arab berarti setetes yang dapat membasahi. Dalam tafsir Al Misbah, yang dimaksud dengan nuthfah adalah pancaran mani yang menyembur dari alat kelamin pria yang mengandung sekitar dua ratus juta benih manusia, tetapi yang berhasil bertemu dengan ovum wanita hanya satu.
- Ketiga, ‘Alaqah’ (segumpal darah). Alaqah diambil dari kata alaqa yang artinya sesuatu yang membeku, tergantung atau berdempet. Sehingga dapat diartikan sebagai sesuatu yang bergantung di diding rahim.
- Keempat, ‘Mudghah’ (segumpal daging). Dalam ilmu kedokteran, ketika sperma pria bergabung dengan sel telur wanita intisari bayi yang akan lahir terbentuk. Sel tunggal yang dikenal sebagai zigot dalam ilmu biologi ini akan segera berkembangbiak dengan membelah diri hingga akhirnya menjadi segumpal daging. Melalui hubungan ini zigot mampu mendapatkan zat-zat penting dari tubuh sang ibu bagi pertumbuhanya.
- Kelima, ‘Idzam (tulang atau kerangka). Pada fase ini embrio mengalami perkembangan dari bentuk sebelumnya yang hanya berupa segumpal daging hingga berbalut kerangka atau tulang.
- Keenam, Kisa al-‘idzam bil-lahm (penutupan tulang dengan daging atau otot). Pengungkapan fase ini dengan kisa yang berarti membungkus, dan lahm (daging) diibaratkan pakaian yang membungkus tulang, selaras dengan kemajuan yang dicapai embriologi yang menyatakan bahwa sel-sel tulang tercipta sebelum sel-sel daging, dan bahwa tidak terdeteksi adanya satu sel daging sebelum terlihat sel tulang.
- Ketujuh, Insya (mewujudkan makhluk lain). Fase ini mengisyaratkan bahwa ada sesuatu yang dianugerahkan kepada manusia yang menjadikannya berbeda dengan makhluk-makhluk lain. Sesuatu itu adalah ruh ciptaannya yang menjadikan manusia memiliki potensi yang sangat besar sehingga dapat melanjutkan evolusinya hingga mencapai kesempurnaan makhluk. (njs)
Maha suci Allah dengan segala firmanNya. Manusia hanya bersujud dan berserah diri pada Allah dan tiada yang menyamai dan mensekutukanNya selain allah Aza Wa Jalla. beribadahlah hanya kepada Allah. Beribadah kepada Allah disertai dengan niat dalam bentuk menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa dari sejak terbit fajar shadiq hingga terbenamnya matahari (asy-Syarhul Mumti’ ala Zaadil Mustaqni’ (6/298)). Puasa di hari ke tujuhbelas di bulan Ramadhan ialah sebuah komitmen dari awal karena sudah melaksanakan perintahNya sejak awal di hari pertama.
Sumber: Yahya, Harun,
Al-Quran dan Sains, Bandung: Dzikra, 2002, klikquran, alhayat.
Perkembangan embrio manusia di dalam rahim untuk menjadi fetus memerlukan waktu 8 minggu atau 56 hari setelah sel telur dibuahi. Setelah 8 minggu, mulai terbentuk struktur utama janin. Alquran menyatakan bahwa embrio yang menempel tersebut merupakan gumpalan darah yang bersifat menempel atau alaq.
Beribadah kepada Allah disertai dengan niat dalam bentuk menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa dari sejak terbit fajar shadiq hingga terbenamnya matahari (asy-Syarhul Mumti’ ala Zaadil Mustaqni’ (6/298)). Puasa di 10 hari pertama Ramadhan ialah sebuah komitmen dari awal karena sudah melaksanakan perintahNya sejak awal di hari pertama.
Barakallahu Fiik Buk Dutur..
BalasHapusAyo lanjutkan komitmenmu
BalasHapusBismillah
HapusBarakalloh Bu Is... bisa menginspirasi dunia. Terima kasih.
BalasHapusSemangatt bunda
HapusHarus itu, saya lagi fokus menulis buku bu...
HapusBersyukur bisa mengkaji Alquran di blognya Bunda Is keren pokoknys
BalasHapusTinggal komitmen bismillah
Hapus