Kamis. 2 April 2020
Tema: Mendesain Pembelajaran Jarak Jauh Yang Efektif
Nara sumber: Indra Charismiadji
Oleh: Mudafiatun Isriyah
Flayer ini disebarkan pada semua pembimbing OmJay, nampak diantara sekian yang hadir saya banyak yang belum kenal. Kerja keras Om jay mempertemukan dengan Pak Indra membuahkan hasil.
Saya sedikit terlambat karena masih sholat Isya. Setelah saya buka laptop dengan buka webex alhamdulillah langsung mendengar suara Pak Indra. Dengan sedikit gaduh terdengar suara dari salah satu peserta, saya tetap stay mengikuti materi P Indra walau sedikit terganggu sampai acara berakhir.
Di awal saya menulis ini saya berpikir apa dan bagaimana mendesain pembelajaran jarak jauh. mencoba kita mendefinisikan apa pembelajaran jarak jauh itu.
Tema: Mendesain Pembelajaran Jarak Jauh Yang Efektif
Nara sumber: Indra Charismiadji
Oleh: Mudafiatun Isriyah
'DISTANCE LEARNING DAN SOCIAL PRESENCE'
Sejak hari Selasa. 31 Maret 2020 sudah diumumkan kalau nara sumber kita nanti pada rabu 1 April 2020 adalah Pembina OmJay. Rasa hati ini berdebar bercampur takut namun yang paling besar adalah rasa penasaran, Om Jay saja sudah sangat menginsipirasi dan sudah memberi aura positif di semua grup bimbingan OmJay apalagi sekarang ini nara sumbernya Gurunya atau maha guru, keren dan mantabz pastinya. Perkuliahan dilakukan secara live srteaming.pada aplikasi Webex Meetings. Hari berikutnya Ibu Tere seorang sekretaris grup gelombang 4 mengingatkan untuk mendengarkan materi dari Bapak Indra jam 19.00 WIB.
OmJay mengunci grup gelombang 4 itu tanda Bapak Indra sudah live:
Flayer ini disebarkan pada semua pembimbing OmJay, nampak diantara sekian yang hadir saya banyak yang belum kenal. Kerja keras Om jay mempertemukan dengan Pak Indra membuahkan hasil.
Saya sedikit terlambat karena masih sholat Isya. Setelah saya buka laptop dengan buka webex alhamdulillah langsung mendengar suara Pak Indra. Dengan sedikit gaduh terdengar suara dari salah satu peserta, saya tetap stay mengikuti materi P Indra walau sedikit terganggu sampai acara berakhir.
Di awal saya menulis ini saya berpikir apa dan bagaimana mendesain pembelajaran jarak jauh. mencoba kita mendefinisikan apa pembelajaran jarak jauh itu.
Pembelajaran jarak jauh sudah di lakukan pertama kali
pada tahun 1967 yaitu pembelajaran menggunakan bantuan media. Riwayat beberapa
jurnal tentang pembelajaran jarak jauh adalah suatu bentuk pembelajaran mandiri yang
terorganisasi secara sistematis (Chaney, 2006). Suatu metode pembelajaran yang menggunakan
korespondensi alat komunikasi antara tenaga pengajar dan siswa ditambah adanya
interaksi antar siswa di dalam proses pembelajaran (Beaudoin, 1990). Sistem Pendidikan
yang tidak mempersyaratkan adanya tenaga pengajar di tempat seseorang belajar
namun memungkinkan ada adanya pertemuan-pertemuan antara tenaga pengajar dan
siswa pada waktu-waktu tertentu (Curzon, 1983). Suatu metode pembelajaran dimana proses
pengajaran terjadi secara terpisah (Traxler, 2018).
Pada penyampaian materi
ini sifanya adalah diskusi lebih banyak sharing pada teman-teman praktisi di
grup. Semua peserta di beri kesempatan menanggapi apa yang dimaksud empat pilar
tersebut. Ada beberapa peserta menanggapi namun ada sedikit terganggu karena
sinyal tidak bersahabat.
Pak Indra menyampaikan di era 4-0 ini digitalisasi pendidikan sudah seharusnya di laksanakan di Indonesia, lantas apa komentar mereka. ada beberapa yang menanggapi persoalan kesulitan kelemahan ketidakmampuan dan rona-rona ketidak siapan antara guru dan siswa terkait dengan media android dan biaya internet. Di dalam Buku Teknologi Pembelajaran karya Dr. Evi Fatimatur Rusydiyah, M. Ag yang menemukan tentang SAMR Model. Yuk kita simak apa SAMS Model.
Berangkat dari pemikiran tersebut, Persarikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Lembaga UNESCO (United Nations, Educational,
Scientific and Culture Organization) mencanangkan empat pilar Pendidikan yaitu:
1) Learning to know, 2) Learning to do. 3) Learning to be, dan 4).Learning to
live together.
Pak Indra menyampaikan di era 4-0 ini digitalisasi pendidikan sudah seharusnya di laksanakan di Indonesia, lantas apa komentar mereka. ada beberapa yang menanggapi persoalan kesulitan kelemahan ketidakmampuan dan rona-rona ketidak siapan antara guru dan siswa terkait dengan media android dan biaya internet. Di dalam Buku Teknologi Pembelajaran karya Dr. Evi Fatimatur Rusydiyah, M. Ag yang menemukan tentang SAMR Model. Yuk kita simak apa SAMS Model.
Pada dasarnya teknologi dapat dijadikan alat
untuk membantu dalam proses pendidikan. Teknologi pendidikan adalah suatu
proses yang kompleks dan terintegrasi, yang meliputi manusia, prosedur,
peralatan, ide, dan organisasi untuk menganalisa masalah yang menyangkut semua
aspek belajar manusia, serta merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola
pemecahan masalah tersebut. Pada teknologi pendidikan, pemecahan masalah itu
terbentuk dalam semua sumber belajar yang didesain dan atau dipilih dan atau
digunakan untuk keperluan dalam belajar, sumber-sumber belajar ini meliputi:
pesan, orang, bahan, peralatan, teknik, dan latar atau yang biasa kita sebut
setting.79 Teknologi juga digunakan utuk mencapai tujuan praktis melalui
penerapan ilmu pengetahuan atau keseluruhan sarana dan fasilitas untuk
menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan
hidup manusia.80 Model Subtitusi,
Augmentasi, Modifikasi, dan Redefinisi (SAMR) atau Subtitution, Augmentation,
Modification, Redefinition Model digagas oleh Ruben Puentedura, yang saat itu
adalah salah seorang mahasiswa pascasarjana di Harvard. Ruben Puentedura
mengembangkan Model SAMR karena beberapa pekerjaan yang dia lakukan pada
pertengahan 80-an. Pada saat itu, dia bekerja pada aspek-aspek rethinking dari
sarjana untuk memperkenalkan kurikulum sains. Dan pada titik itu, Ruben
Puentedura melihat bahwa beberapa alat yang dimiliki untuk mendongeng digital
dan sebagainya benar-benar bisa membuat perubahan. Tetapi tidak jelas bahwa ini
adalah sesuatu yang instrinsik untuk alat yang diberikan dan lebih merupakan
pertanyaan dari berbagai jenis praktik yang terkait dengan ini. Jadi, itulah
yang memicu keinginan untuk meneliti topik yang akhirnya mengarah pada Model
SAMR. Pada Model SAMR ini, kita akan bertransformasi dalam mengolah pengetahuan
dengan teknologi (Dr. Evi Fatimatur Rusdiyah, 2019)
Menurut Manuel Castel kehadiran internet
melahirkan era komunikasi baru yaitu sebagai era komunikasi massa individual (mass-self-communication).
Kelahiran era baru komunikasi massa individual ini menghadirkan beberapa
tantangan yang harus diantisipasi untuk membangun budaya komunikasi yang
berkeadaban (Manuel Castell, 2013). Internet digunakan sebagai media pembelajaran jarak jauh (e-learning).
Menurut
Moore (1976) komunikasi antara guru dan mahasiswa harus
difasilitasi oleh perangkat cetak, elektronik, mekanik atau lainnya belajar mandiri, dan
penggunaan media untuk komunikasi Pendidikan (TIM Kurikulum FKIP UT, 2020).
Melakukan komunikasi secara tatap muka, para pelaku komunikasi cenderung
lebih bayak menggunakan bahasa nonverbal
untuk berkomunikasi, seperti suara, raut wajah, intonasi, jarak, dsb. Teori
yang mendukung komunikasi ini adalah sosial
presence (teori kehadiran sosial) seperti yang di ungkapkan oleh Short,
Willias, and Christie (1976). Sosial
presence theory (teori
kehadiran sosial) adalah derajat dimana seseorang
menerima orang lain pada kenyataan sesungguhnya yaitu sebagai individu dan
seluruh interaksi yang didalamnya terdapat nilai-nilai ikatan hubungan saling
timbal balik.
Pandangan
mengenai kehadiran sosial terjadi proses hubungan aktivitas komunikasi
pada peran partisipasi siswa. Proses bimbingan sebenarnya sudah sejak jaman
dulu, adanya bimbingan dalam bentuk nasihat, petuah dan sebagainya. Namun
membutuhkan bimbingan yang lebih bersifat professional. Beberapa factor yang
perlu diperhatikan adalah: (1) perkembangan, perubahan dan kemajuan jaman yang
memberi permasalahan tantangan maupun tuntutan baru kepada individu, (2)
goyahnya nilai-nilai, norma-norma dan sistem nilai dunia yang telah menjadi
pedoman akibat akulturasi kebudayaan, (3) perkembangan teknologi yang
menggoncangkan dunia kerja sehingga mempersatukan proses persiapan memasuki
kerja (Dewiki, 1995) .
Menurut pendapat (Lowenthal, 2014) bahwa
kehadiran sosial menjadi sangat populer bagaimana siswa berinteraksi secara sosial dalam lingkungan komunikasi online. Kehadiran sosial merupakan
konsep psikologi sosial yang didasarkan pada interaksi sosial yang berhubungan
dengan perilaku baik dan buruk. Akibatnya informasi emosional mempengaruhi
pembentukan sikap dan perilaku dalam kontek komunikasi. Teori kehadiran sosial
seseorang menerima orang lain sebagai individu dan seluruh interaksi yang
terdapat nilai-nilai ikatan hubungan timbal balik (Kim, 2016) . Kehadiran sosial dalam perkembangan perilaku menunjukkan aspek perkembangan
kematangan intelektual
yang dapat meningkatkan pemahaman akan keragaman alternatif
keputusan dan konsekwensi yang dihadapinya.
Pembelajaran daring maupun maupun luring dibutuhkan kedekatan siswa dengan guru, maupun siswa dengan siswa. dalam Taksonomi Bloom dikenal dengan proses berfikir, menganalisa, mengevaluasi dan menciptakan agar bisa terlaksana. Kata Pak Indra Siswa dengan metode belajar project base learning (PBJL) akan mencetak siswa yang memiliki pikiran berfikir tingkat tinggi. Kontekstualnya siswa ditunjukkan dengan banyak melakukan diskusi.
Kebutuhan dalam proses transformasi melalui digitalisasi pendidikan ada tiga framework seperti: 1) Infrastruktur, 2) Infostruktur, 3) Infokultur akan terpenuhi oleh siswa, dan dan siswa dalam menciptakan lebih mudah karena semua sudah terpenuhi.
Tuntutan kurikulum 2013 harus sampai pada taraf
mencipta maka siswa harus terus menerus dilatih untuk menghasilkan sesuatu yang
baru. Higher Order of Thinking Skill (HOTS) adalah kemampuan berfikir kritis,
logis reflektif, metakognitif dan berfikir kreatif yang merupakan kemampuan
berfikir tingkat tinggi. Proses kegiatan pembelajaran ini diperlukan social presence (kehadiran sosial) sebagai bentuk kedekatan dalam berkomunikasi yang sangat dibutuhkan ketika siswa dalam proses pembelajaran jarak jauh (distance learning). Kolaborasi guru dan siswa tidak tergantikan dengan memperhatikan social presence.
Jadi?
Apa fungsi guru di abad 21?
Guru sebagai leader
Guru sebagai motivator
Guru sebagai fasilitator
Kesimpulan
Dalam proses pembelajaran jarak jauh (distance learning) diperlukan interaksi hubungan timbal balik antara pebelajar, antara guru dengan siswa (social presence). Pemanfaatan internet dalam belajar online seolah-olah bertatap muka, sehingga hubungan psikologis tetap terjaga. Dan ketuntasan materi baik dari sisi guru maupun siswa ada rasa tanggung jawab menyelesaikannya. Sehingga desain pembelajaran jarak jauh bagi siswa tetap terjaga dengan adanya kedekatan kehadiran sosial siswa (social presence).
#fungsi kehadiran sosial dalam pembelajaran jarak jauh
#ketuntasan belajar siswa tercapai
#Mudafiatun Isriyah
Referensi
Beaudoin,
M. (1990). The instructor’s changing role in distance education. American
Journal of Distance Education, 4(2), 21–29.
https://doi.org/10.1080/08923649009526701
Chaney,
B. H. (2006). History, theory, and quality indicators of distance education: A
literature review. Review Literature And Arts Of The Americas. Retrieved
from
http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/summary?doi=10.1.1.129.2284%5Cnhttp://en.scientificcommons.org/42528988
Curzon,
L. B. (1983). Learning the Law. Education + Training, 25(9), 275–288.
https://doi.org/10.1108/eb002109
Dr.
Evi Fatimatur Rusdiyah, M. A. (2019). Teknologi Pembelajaran, Omplementasi
Pembelajaran Era 4.0.
Kim, J. S. (2016). Broadening The Understanding of Social
Presence Implications and Contributions In The Mediated Communication and
Online Education. Computers in Human Behavior, 65, 672-679.
https://doi.org/10.1111/jcal.12107.
Lowenthal, P. R. (2014). Social Presence: What Is It? How
do we measure it? New York: UMI Diesrretation Publishing.
Manuel
Castell. (2013). Castells - Power in the network society. In Communication
Power (First publ, p. 49). New York: OXFORD University Press.
TIM
Kurikulum FKIP UT. (2020). Katalog Kurikulum FKIP Program PGSD dan PGPAUD
Universitas Terbuka 2019/2020.
Traxler,
J. (2018). Distance learning—Predictions and possibilities. Education
Sciences, 8(1). https://doi.org/10.3390/educsci8010035
Mantul bu
BalasHapusTerima kasih
HapusWaahhh ....pengembangan materinya mantap, Bu.
BalasHapusSy memandang cara maksa nya pak Indra bhw guru itu hanya sbg kontrol motivasi bla bla bla....maka teori ini hrs diwujudkan bgmn desain oembelajaran jarak jauh itu bisa menuntaskan kompetensi ssi yg diinginkan mas Menteri
HapusMantap buk, semangaatttt
BalasHapusIya, jd bgmn upaya agar kita belajar mendesain pembelajaran jg memikirkan bgmn keberhasilannya baik siswa maupun guru
HapusLuar biasa..... ada tambahan referensi pendukung,
BalasHapusBelajar saya blended dg teori social presence dmn teori tersebut hadir ketika terjadi interaksi di dunia maya dlm proses komunikasi shg membuat siswa memiliki budaya yg berkeadaban, dg tujuan agar siswa mau dg sadar melakukan proses pembelajaran nya secara mandiri, krn belajar online itu brkt dr kesadaran sendiri
HapusKeren banget dan sangat detail resumenya
BalasHapusLuar biasa ya mik...(lulus)
BalasHapus