Senin, 11 mei 2020
Mudafiatun Isriyah
Assalamualaikum Wr Wb
Bismillahirrohmanirrohiimm
Puasa hari kedelapan belas merupakan puasa yang menyenangkan, walaupun sebagian kak Zada, Kak Ayu dan Wike tidak bisa mengikuti Tadarus karena halangan rutinnya. Di saat tadarus mereka juga ingin pahalanya sehingga tetap menghadiri untuk mendengarkan tadarusnya. Mereka saya juluki Tim Hore, karena hampir tiap malam menata menu makanan yang selalu progres. Nah akhirnya datanglah makanan nasi goreng ikan asin ada yang spesial ada yang biasa kemudian ada nasi goreng maut yang rasanya sangat pedas banget serta mie goreng yang lezat sekali. ternyata Tim Hore yang order lewat delifery, hemmm mantap malam-malam menghabiskan nasi goreng.
Pada siang hari cuaca sangat panas sekali membuat kerongkongan bisa kering, apalagi semalam habis makan nasi goreng yang super pedas.Perut terasa panas karena lombok pedasnya mulai terasa di siang hari. Namun puasa tetap berjalan dengan terus selalu bersyukur menikmati puasa yang sudah banyak sekali godaan di luar. Aktivitas harian tetap berjalan hal ini sudah mulai ada ujian kesabaran yang berpahala besar. Seperti yang riwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dalam Tafsirnya dan Abu Nu’aim dalam Hilyatul Awliyaa, “Jika engkau mendengar Allah berfirman: Wahai orang-orang yang beriman, maka pasang pendengaran baik-baik karena padanya (pasti terdapat) kebaikan yang diperintahkan atau keburukan yang akan dilarang”. tentunya puasa akan sedikit berat karena dengan kegiatan yang sama di siang hari melakukan aktivitas harian di malam hari melakukan kegiatan tadarus serta diiringi cuaca yang tidak bersahabat sangat cerah sekali dan sangat terik panasnya dan mudah haus.
Ibadah puasa merupakan
ibadah yang rahasia, karena yang mengetahui bahwa seseorang
melaksanakan puasa hanya kita sendiri dan Allah subhanahu wata’ala.
Menjalankan ibadah puasa adalah kewajiban sekaligus amanah dari Allah. Kata amanah ini merupakan ibadah puasa dari pagi hingga petang menahan haus dan lapar.
Ibadah puasa dapat dijadikan sebagai tolak ukur peningkatan ketakwaan kita seorang muslim terhadap Allah subhanahu wata’ala, seperti firman Allah subhanahu wata’ala dalam Surah al-Baqarah: 183, "Hai orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang yang sebelum kamu agar kamu bertakwa".
Selain untuk
meningkatkan ketakwaan kita, puasa pada
bulan Ramadan juga
menjadi sebuah ujian kesabaran. Sabar dalam
segala hal, bukan hanya sabar ketika
menahan haus dan lapar menunggu tibanya waktu berbuka.
Pokoknya kalau sdh punya password.SABAR sdh nyicil ayem tentrem
BalasHapusBener juga bunda
Hapus