Kamis, 26 Maret 2020
Kesimpulan:
"TIDAK MUDIK TIDAK PIKNIK"
tepat jam 06.00 ada berita live by phone di acara Editorial Media Indonesia salah satu TV swasta (MetroTV) disampaikan tentang opini menunda mudik lebaran dikarenakan pandemi Covid19 yang melanda di negara kita tercinta ini. Percakapan bersama Usman dengar reporter MetroTV dapat diringkas sebagai berikut:
Pendapat: Pengamat Kebijakan Publik yaitu Bapak Trubus Rahadiansyah bahwa Negara dalam menyikapi polemik ini ada tiga yang harus dipenuhi:
1. Harus ada kebijakan dari pusat
2. Sosialisasi penanggulangan Covid19.
3. Penegakan hukum harus jelas.
Larangan mudik bukan himbauan menurutnya tetapi dikeluarkan harus ada instrumen pada KUHP yang menyatakan ada Larangan dan himbauan agar ada keputusan harus dilaksanakan.
Pengetahuan tentang mudik dengan menegaskan fungsi diharuskan melakukan social distansing, lockdown, physycal distancing, self isolated, dan lain-lain yang istilah-istilah tersebut tidak mudah dipahami oleh masyarakat. .
Untuk mencegah penyebaran Corona, program pemerintah di sosialisasikan melalui tahapan-tahapan yang bisa dengan mudah tersampaikan pada masyarakat. Misalnya melalui pusat menginstruksikan pada tingkat propinsi, daerah sampai lurah. Sentuhan dan pendekatan mereka akan lebih bisa diterima oleh masyarakat karena mereka lebih memahami dialektika dan budaya, melalui bahasa dan budaya mereka pasti sosialisasi akan tersampaikan dengan baik dan mudah diterima oleh masyarakat.
Pengetahuan sosialisasi dengan dialektika dan budaya akan memahamkan pengetahuan edukasi. sampai kepada RT/RW yang didukung oleh tokoh agama serta organisasi pemuda di daerah setempat.
Perkiraan bulan april Covid19 bisa dikatakan sudah reda dalam hitungan kita sebagai manusia. Namun kehendak Tuhan tidak ada yang bisa memprediksi. Program melarang mudik lebaran ini akan akan mempengaruhi ekonomi masyarakat. Konsekuensi pemerintah harus dilakukan Paket Insentif pengganti mudik.
Menurut bambang Saptono: Bahwa saat ini virus belum menunjukkan menurun. Demi keamanan segera MUI, ormas Islam segera membantu pemerintah untuk tidak mudik lebaran dan tunda hala bi halal.
Pendapat Shahril: Perlu adanya insentif dan menggeser pulang kampung dengan memberi hadiah bagi yang tidak pulang.
Bu Lia Makassar Sulawesi Selatan: jauh-jauh hari ada pemberitahuan untuk tidak mudik karena berurusan dengan membeli tiket yang melambung, jika sudah terlanjur membeli di sarankan untuk dikembalikan 100% agar mereka menerima dengan lapang dada.
Pak Nugroho dari jakarta: Dalam duka kita tetap menhadapi Covid19. Masalah ekonomi dan budaya akan membentuk kepribadian masyarakat. Mampukah melawan masalah global ini untuk tidak pulang kampung dalam lebaran.
Kesimpulan:
Gerak cepat dan segera tindakan sosialisasi dengan memanfaatkan dialektika budaya daerah masing-masing bekerja bareng dengan MUI, Ormas Islam serta para pemuda milenial untuk menyampaikan bahwa Larangan Mudik Lebaran. Secara manusiawi akan terbentuk akan adanya pikiran insentif dan desentif. Insentif dengan memberi gratis internet selama lebaran karena mengingat ekonomi melambat, tetapi masih bisa melakukan silaturrahmi dengan melakukan telepon atau video call. Desentif bagi yang nekat tetap melakukan mudik misalnya harga TOL di naikkan sampai 100%.
#tunda mudik lebaran
#pandemi covid19
#segera ada insentif dan desentif pemerintah
#Mudafiatun Isriyah
#tunda mudik lebaran
#pandemi covid19
#segera ada insentif dan desentif pemerintah
#Mudafiatun Isriyah
BalasHapusIn Shaa Allah kalau kita semua ikuti segala anjuran perintah dari Pemerintah kita akan segera bisa keluar dari Pandemi yang dahsyat ini semoga ..,...aamiin ya Allah.....🤲
Diamlah di rumah lihat apa yang terjadi
BalasHapusAlhamdulillah sy tidak mendapat efek dari dilarangnya mudik..karena tidak pernah merasakan mudik..
BalasHapus